Slamet Dirjo Pramono (Kanan) bersama Ketua Kwartir Ranting Simo, Rochmadi Rasio (Kiri) di Kediamannya, Simo, Boyolali, Selasa (23/6/2020). (Foto: Humas/ Eksani).

BOYOLALI — Gerakan pramuka memasuki usia ke 59 tahun pada tanggal 14 Agustus 2020 mendatang, tentunya berbagai kegiatan dan upacara secara seremonial biasanya akan disiapkan oleh pengurus pramuka dari berbagai tingkatan, mulai dari tingkat Kwartir Nasional (Kwarnas), Kwartir Daerah (Kwarda), Kwartir Cabang (Kwarcab), Kwartir Ranting (Kwarran) hingga Gugus Depan (Gudep).

Namun saat Pandemi Covid- 19 seperti saat ini, tentunya kegiatan yang mengumpulkan massa dalam jumlah yang banyak akan dikurangi bahkan ditiadakan. Meski begitu hal tersebut tidak mengurangi makna perayaan HUT pramuka tahun ini.

Di Kwartir Cabang Boyolali, ada seorang anggota pramuka yang merupakan anggota pramuka tertua di Boyolali. Ia adalah Slamet Dirjo Pramono (77), yang saat ini ia masih aktif menjadi anggota pramuka dan merupakan penasehat dari Kwartir Ranting (Kwarran) Simo.

Saat tim Humas Kwarcab Boyolali menyambangi salah satu rumah Pengurus Pramuka Kwarran Simo, Selasa (23/6/2020), ia terlihat masih semangat sekali menyambut kedatangan kami. Apalagi saat di wawancara oleh salah satu Jurnalis, ia dengan senang hati menceritakan awal mula ikut serta menjadi anggota pramuka hingga menjadi pembina pramuka sampai saat ini.

Slamet Dirjo Pramono (77) Salah satu anggota pramuka tertua di Boyolali dari Kwartir Ranting Simo. (Foto : Humas/ Eksani)

Menurutnya “ Ia sudah mengikuti pramuka sejak lahirnya gerakan pramuka pada tahun 1961, dan lahirnya pramuka tidak terlepas dari Keputusan Presiden (Kepres) No. 238 tahun 1961, dan berbagai gerakan kepanduan di indonesia melebur menjadi satu dalam gerakan pramuka. Dan kebetulan tahun 1967 saya sudah diangkat menjadi guru, lalu saya jadi pembina pramuka, Dan kebetulan juga untuk Kwartir Ranting Simo saat itu, saya yang ditugaskan untuk pertama kalinya mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD), Kursus Mahir Lanjutan (KML) hingga Nasional Training Scout (NTS) yang terakhir mengikuti International Training Scout. Tahun 1975 ada Dwi fungsi, saya menjadi guru dan Sekretaris Desa (Sekdes) hingga tahun 2010, saya juga mengikuti setiap pergantian Ketua Kwarnas, Ketua Kwarda hingga Ketua Kwarcab Boyolali pertama kalinya yaitu Sutrisno (Kepala SMTP/ SMKN 1 Mojosongo), lalu Mayor (TNI) Bandi, hingga Supana, saya mengikutinya dan akan selalu taat perintah para pimpinan. Saya berharap saat nanti menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) Kwarcab BoyolaliMenghasilkan pemimpin yang bisa menggerakan semua potensi pramuka yang ada termasuk di tingkat Kwarran, agar pramuka lebih eksis lagi,” Ujarnya dengan penuh semangat.

Meski usianya tidak lagi muda, namun ia masih ingat sekali bagaimana ia menjadi anggota pramuka pertama kalinya saat kelahiran gerakan pramuka tahun 1961 hingga sekarang masih aktif menjadi penasehat pramuka di Kwarran Simo. Meski sekarang sudah purna tugas menjadi guru dan Sekretaris Desa, Namun jika ada kegiatan pramuka, baik diundang ataupun tidak diundang ia akan dengan senang hati untuk menghadirinya, dan memberikan semangat kepada anak anak muda untuk tetap setia pada pramuka. Selain itu, dalam kesehariannya sekarang ia juga masih aktif untuk mengelola lahan pertanian, dan bercocok tanam.

Pengurus Kwarcab Boyolali, Bersilaturahmi ke Kediaman salah satu Pengurus Kwarran Simo, Selasa (23/6/2020). (Foto: Humas/ Eksani).

Sementara itu Sekretaris Kwarcab Boyolali, Toto Subagyo, Menjelaskan, “ Ada beberapa kegiatan yang harus dibatalkan karena Pandemi Covid-19, Misalkan HUT Pramuka tingkat Kwarda Jateng yang rencananya akan dilaksanakan di Boyolali, Bahkan perayaan HUT Pramuka tingkat Kwarcab Boyolali pun masih mencari formula yang tepat apakah nanti ikut bergabung dengan HUT Kemerdekaan RI atau dilaksanakan secara daring, kami masih menunggu petunjuk dari Kwarda Jateng, Namun untuk Musyawarah Cabang (Muscab) Kwarcab Boyolali tentang pemilihan pengurus Kwarcab yang baru akan kami gelar secepatnya karena itu amanat organisasi, namun jika sudah ada izin untuk rapat bersama Pemkab. Boyolali, akhir juni ini kan masa kepenguruan kami habis dan  kami akan segera melaksanakan Muscab, tentunya karena masa Pandemi Covid- 19 kami harus menyesuaikan dengan mentaati protokol kesehatan,” Ungkapnya. (Humas/ Eksani).

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *